Orang Tua Bukanlah Dana Darurat dan Anak Bukanlah Investasi

Orang tua dan anak-anak adalah dua bagian penting dalam sebuah keluarga. Namun, seringkali orang tua menganggap anak sebagai investasi atau aset keuangan, sedangkan sebaliknya, anak melihat orang tua sebagai sumber dana darurat. Padahal, keduanya seharusnya dipandang sebagai bagian penting dalam keluarga yang saling berkontribusi dan membantu satu sama lain.

Orang tua bukan dana darurat

Istilah “orang tua bukan dana darurat” mengacu pada praktik buruk dimana seseorang mengandalkan uang dari orang tua sebagai sumber dana darurat. Dana darurat sendiri merupakan uang yang disimpan untuk digunakan ketika terjadi keadaan darurat seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Detail mengenai dana darurat dapat dilihat pada artikel berikut:

Dana Darurat, Penting Gak Sih?
Dana darurat merupakan sejumlah uang yang dapat digunakan apabila ada kebutuhan mendesak di luar dari kebutuhan harian kita. Memiliki dana darurat ini sifatnya tidak wajib, tetapi lebih baik apabila memilikinya.

Mengandalkan uang dari orang tua sebagai dana darurat tidaklah tepat, karena pada dasarnya dana darurat haruslah berasal dari penghasilan dan simpanan pribadi. Kamu harus mempersiapkan dana darurat dengan menyisihkan sebagian dari penghasilanmu setiap bulan dan menyimpannya dalam rekening tabungan khusus yang hanya digunakan untuk keperluan darurat.

Jika kamu tidak memiliki dana darurat, maka kamu akan berisiko mengalami kesulitan keuangan yang lebih besar ketika terjadi keadaan darurat. Dan ketika kamu mengandalkan uang dari orang tua sebagai dana darurat, maka kamu juga mengambil risiko pada orang tua. Orang tuamu mungkin tidak akan selalu siap memberikan uang dalam jumlah besar kapan saja kamu membutuhkannya.

Anak bukan investasi

Istilah “anak bukan investasi” merupakan sebuah pernyataan yang sangat perlu untuk diingat ketika membicarakan keuangan pribadi. Anak bukanlah investasi yang bisa memberikan keuntungan finansial dalam jangka pendek atau panjang.

Mengelola keuangan pribadi dengan menganggap anak sebagai investasi sangatlah tidak tepat. Sebagai orang tua, tanggung jawab utama adalah memberikan pendidikan dan perlindungan yang terbaik bagi anak, bukan mencari keuntungan finansial dari mereka.

Meskipun demikian, kamu tetap harus mempersiapkan keuangan untuk kebutuhan masa depan anak, seperti pendidikan dan kebutuhan lainnya. Namun, persiapan keuangan ini seharusnya didasarkan pada kebutuhan dan prioritas yang sesuai, dan bukan pada keinginan untuk mengambil untung dari investasi pada anak.

Orang tua dan anak memiliki peran masing-masing dalam mengelola keuangan. Orang tua bertanggung jawab untuk mengelola keuangan keluarga dengan bijak, sementara anak harus belajar untuk menjadi bijak dalam mengelola uang mereka sendiri. Orang tua harus memberikan teladan dan bimbingan dalam hal mengelola keuangan, sedangkan anak harus belajar untuk memahami nilai uang dan bertanggung jawab dalam menggunakannya. Dengan cara ini, orang tua dan anak dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan keuangan keluarga yang lebih baik.