Hutang Bukan Musuh: Saat Digunakan dengan Bijak

Hutang sering kali dilabeli suatu hal yang negatif oleh masyarakat. Pemberian konotasi negatif tersebut dikarenakan banyaknya penggunaan hutang yang bersifat konsumtif, misalnya melakukan peminjaman uang kepada rekan yang nggan untuk dibayarkan, hutang pada pinjaman online untuk memenuhi gaya hidup, maupun melakukan cicilan atau kredit pada pihak bank yang sifatnya hanya untuk kesenangan sesaat. Jadi tidak heran jika hutang sering kali dikaitkan dengan konotasi negatif.

Pada dasarnya, tidak ada larangan terkait penggunaan hutang dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja perlu adanya pertimbangan yang matang mengenai kelayakan memiliki hutang tersebut.

Hutang dapat dikatakan produktif apabila memenuhi kriteria berikut:

  1. Tidak melebihi 30% dari total penghasilan bulanan
    Batas 30% dari total penghasilan bulanan bertujuan untuk menjaga kesehatan keuangan. Meskipun terasa terbatas, hal ini penting agar kita tetap bisa menikmati hidup tanpa merasa terbebani oleh cicilan. Jangan sampai hutang menghambat ruang gerak atau menimbulkan tekanan berlebih.
  2. Menghasilkan nilai tambah
    Hutang dianggap memiliki nilai tambah jika penggunaannya dapat menghasilkan pendapatan. Contohnya, mengambil cicilan untuk membeli sepeda motor karena tidak memiliki dana tunai yang cukup. Sepeda motor tersebut kemudian digunakan untuk bekerja sebagai pengemudi ojek online, sehingga cicilan tersebut memberikan penghasilan tambahan.
  3. Nilainya cenderung meningkat dimasa depan
    Hutang produktif juga berpotensi memberikan kenaikan nilai di masa depan. Contohnya adalah Kredit Usaha atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR), di mana aset yang dibeli cenderung mengalami peningkatan nilai seiring waktu.

Dengan penjelasan tersebut, nyatanya tidak semua hutang itu negatif, bukan?

Bagaimanapun jenis hutangnya, hutang harus dan wajib untuk dilunasi. Selain untuk memberikan hak orang lain, juga agar hubungan baik tetap terjalin dengan peminjam.

Rasulullah ﷺ bersabda:

Barangsiapa mengambil harta orang dengan tujuan ingin merusak (tidak mau membayar), niscaya Allah akan merusaknya.” (HR. Bukhari).

Berhutang itu bukan hal yang tabu, kok. Yang penting, pastikan tetap terukur dan sesuai kemampuan. Bijak mengelola hutang = langkah menuju keuangan sehat! 💸✨