THR Datang, Keuangan Sehat: Cara Bijak Mengelola Tunjangan Hari Raya

Tunjangan Hari Raya atau THR merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras yang telah dilakukan selama setahun. THR biasanya diberikan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Natal, atau hari keagamaan lain. Memiliki THR tentu sangat menyenangkan, namun agar kebahagiaan tersebut berkelanjutan, perlu ada pengelolaan yang bijak.

Tunjangan Hari Raya diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam Pasal 4 ayat (2) UU tersebut, disebutkan bahwa setiap pekerja/buruh mempunyai hak atas penerimaan upah yang layak dan wajar, serta fasilitas dan perlindungan yang sama tanpa diskriminasi.

Selain itu, dalam Pasal 17 ayat (2) huruf b dan c UU tersebut, diatur bahwa pengusaha harus memberikan THR kepada pekerja/buruh dengan ketentuan minimal satu bulan gaji setiap tahunnya dan diberikan sebelum hari raya keagamaan yang bersangkutan.

Dalam hal pengusaha tidak memenuhi kewajiban tersebut, maka dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU tersebut. Jadi, UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan merupakan dasar hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh terkait dengan pemberian THR.

Pada umumnya, besaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterima karyawan ditentukan oleh kebijakan masing-masing perusahaan dan bisa bervariasi. Biasanya, karyawan yang telah bekerja selama satu tahun atau lebih akan menerima THR sebesar satu bulan gaji. Sementara itu, karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun akan menerima THR prorata, yaitu THR yang dihitung berdasarkan lama kerja mereka.

THR prorata diberikan kepada karyawan yang masa kerjanya kurang dari satu tahun pada saat pembayaran THR, dengan besaran yang disesuaikan secara proporsional. Sebagai contoh, jika seorang karyawan baru bekerja selama enam bulan dengan gaji pokok Rp 6.000.000 per bulan, maka THR yang diterima akan sebesar Rp 3.000.000, dengan penghitungan pajak sesuai kebijakan perusahaan.

Rumusan THR prorata adalah sebagai berikut:

Masa kerja/12 x gaji pokok

Pada dasarnya, berapapun besaran THR yang diterima, penggunaan uang tersebut harus dilakukan dengan bijak. Sebagai karyawan, kita perlu memiliki sikap bertanggung jawab dalam mengelola THR agar dapat memberikan manfaat jangka panjang dan mendukung kestabilan keuangan pribadi.


Berikut beberapa tips bijak dalam mengelola THR:

  1. Tetapkan Prioritas
    Sebaiknya, bagi THR menjadi beberapa bagian dan tentukan alokasi penggunaannya sesuai dengan prioritas. Misalnya, alokasikan untuk kebutuhan pokok, kesehatan, dan transportasi yang memang harus dipenuhi terlebih dahulu.
  2. Bayar Utang
    Jika kamu memiliki utang yang belum terbayar, alokasikan sebagian THR untuk membayar utang tersebut. Membayar utang lebih awal akan mengurangi beban keuangan di masa depan dan membantu menjaga stabilitas finansial.
  3. Simpan Sebagian THR
    Sisihkan sebagian dari THR untuk ditabung atau diinvestasikan. Menabung atau berinvestasi dapat membantu mencapai tujuan keuangan jangka panjang dan memberikan keuntungan yang bermanfaat di masa depan.
  4. Bersikap Bijak dalam Berbelanja
    Hindari berbelanja secara impulsif dan pastikan setiap keputusan pembelian didasarkan pada kebutuhan yang nyata. Pilih produk yang berkualitas baik dengan harga yang wajar, agar pengeluaran tetap terkendali.
  5. Berbagi dengan Orang yang Membutuhkan
    Jadikan momen ini untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Menyisihkan sebagian THR untuk orang lain tidak hanya membawa kebahagiaan bagi mereka, tetapi juga memberikan berkah yang tak ternilai.
  6. Jangan Lupa Beribadah
    Hari Raya adalah waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Gunakan momen ini untuk merenung, bersyukur, dan memperbaharui tekad dalam beribadah, serta memohon ampun atas segala dosa.

Mengelola THR dengan bijak dapat membantu kita meraih kebahagiaan yang berkelanjutan. Dengan mempertimbangkan kebutuhan saat ini dan tujuan keuangan jangka panjang, serta bersikap bijak dalam setiap keputusan pengeluaran, kita dapat memastikan kesejahteraan finansial yang stabil. Selain itu, jangan lupa untuk berbagi dengan sesama, karena kebaikan yang kita berikan akan membawa berkah yang tak ternilai. Dengan cara ini, kebahagiaan dan kesejahteraan akan selalu menyertai kehidupan kita.